DUKUNG ZERO WASTE LIFESTYLE MULAI DARI DIRI SENDIRI
Beberapa hari yang lalu saya berbelanja di mini market langganan di daerah Dukuh Kupang, Surabaya. Pada meja kasir tertempel poster yang berisi Peraturan Wali Kota (Perwali) no. 16 tahun 2022 mengenai pengurangan penggunaan kantong plastik (kresek). Kesimpulannya mini market tersebut tidak menyediakan kresek untuk membungkus barang belanjaan pelanggan. Untungnya saya sudah membiasakan diri untuk membawa kantong belanja sendiri, baik berupa tote bag maupun kresek bekas belanjaan sebelumnya.
Lain lagi di Bangkalan, tempat saya tinggal. Belanja di toko pracangan
deket rumah malah dipaksa pake kresek. Saya sudah bilang, “Gak usah kresek, bu.”
Malah penjualnya protes, “Loh jangan, bu. Nggak enak, masak orang belanja kok
gak dikasih kresek.” Laaaah…. Ya sudahlah, males mau eyel-eyelan masalah
kresek.
Ilustrasi sampah plastik (Sumber: www.pixabay.com) |
Fyi, menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sepanjang
tahun 2021 timbunan sampah di Indonesia mencapai 29,8 juta ton. 17,54%nya merupakan
sampah plastik. Artinya sampah plastik yang kita hasilkan seberat 5.226.920 ton
pada tahun 2021. Wow, Indonesia darurat sampah!
Tak heran saat ini banyak digaungkan zero waste lifestyle (gaya
hidup nol sampah). Banyak orang/institusi yang berusaha untuk menanggulangi
masalah sampah dengan cara membatasi penggunaan produk-produk sekali pakai. Apalagi
setelah pandemi Covid masyarakat dianjurkan untuk tidak sembarangan makan/jajan
di luar. Jadi masayarakat yang tidak memungkinkan makan siang di rumah,
misalkan pelajar dan pegawai mulai membawa bekal makanan dan minuman
menggunakan lunch box dan tumbler. Selain lebih sehat membawa
makanan yang dimasak sendiri, lunch box dan tumbler dapat
digunakan berkali-kali. Beda jika beli nasi bungkus, setelah makanan habis pasti
akan menyisakan sampah berupa bungkus makanan beserta kreseknya.
Oh ya, saya juga sangat appreciate pengantin yang memberi souvenir
yang mendukung zero waste lifestyle. Ada yang memberi souvenir tote
bag, ada yang memberi souvenir tumbler, dan lain-lain. Souvenir-souvenir
tersebut saya gunakan, lho. Mungkin beberapa orang gengsi atau malu pakai tote
bag yang bertuliskan nama mempelai. Kalau saya enggak. Saya secuek itu
hihihi….
Perusahaan yang mendukung zero waste lifestyle juga ada. Sebagai
contoh Roti O yang memberi tote bag untuk pembelian roti dengan minimal
sejumlah tertentu. Kemudian Viva Cosmetics yang memberi bonus tote bag
dan tumbler dengan syarat & ketentuan yang berlaku. Ada juga Yuspin,
produsen pembalut wanita, popok balita, dan popok lansia yang bisa dicuci
ulang.
Pembalut wanita dan popok sekali pakai termasuk sampah anorganik,
yaitu sampah yang sulit terdegradasi. Dengan kata lain pembalut wanita dan
popok sekali pakai merupakan sampah yang sulit terurai. Bayangkan betapa banyak
gunungan sampah yang dihasilkan jika pemakaian pembalut wanita dan popok disposable
ini tidak disiasati.
Pembalut kain Yuspin (dokumentasi pribadi) |
Alhamdulillah masalah pembalut dan popok ini sekarang bisa teratasi
dengan menggunakan produk Yuspin. Bahan yang digunakan dalam pembalut wanita
& popok Yuspin adalah bahan-bahan kualitas terbaik terdiri dari bahan kaos,
handuk, dan lapisan anti bocor yang bebas klorin atau pemutih. Produk Yuspin
juga memiliki kandungan anti bakteri sehingga aman digunakan dan tidak
menimbulkan iritasi. Walaupun Yuspin mengklaim bahwa pembalut wanita &
popoknya dapat digunakan selama 2 tahun, namun kenyataannya bisa lebih dari 2
tahun. Saya sendiri sudah membuktikannya, karena saya dan kedua anak gadis saya
merupakan pemakai Yuspin. Buat teman-teman yang tertarik menggunakan produk
Yuspin bisa tanya-tanya atau pesan ke wa.me/6285101940499. Laaah…. Ujung2nya
jualan. Ya gpp dong, kan jualan sesuatu yang bermanfaat. Hehehe…
Comments
Post a Comment