ONE DAY IN ONE CUP CAFE
Sekali-sekali pengen juga nulis tentang kuliner. Kali ini saya terkena "rayuan" anak saya. Dia pengen menjajal makanan di One Cup Cafe. Saya sendiri sih sebenernya nggak hobi dan nggak tertarik buat ngafe, tapi yah.... sekedar nurutin rasa penasaran anak aja.
Oke, pertama masuk disambut lagu-lagu yang easy-listening di ruang berAC. Kemudian waiter datang sambil bawa buku menu dan catetan pesanan. Total yang kami pesan Triple Ice Cream, Fried Ice Cream, French Fries, Air Mineral, dan Mie Ramen. Sebelumnya nggak lupa saya tanya ramennya mengandung babi apa nggak, dan langsung dijawab "enggak" sama mas waiternya sambil tertawa geli. Pertanyaan konyol mungkin karena diajukan di cafe yang terletak di Bangkalan di mana mayoritas penduduknya beragama Islam. Tapi jaga-jaga kan nggak ada salahnya, karena denger-denger sih mie ramen yang dijual di kota-kota besar itu mengandung babi.
Sekarang saya mau bahas satu-persatu mamin yang kami beli:
1. Air mineral: kayaknya seragam deh. Di mana-mana rasanya ya tawar, kecuali kalo ditambah gula, jadi ada manis-manisnya gitu. Hehehe......
2. French fries: secara rasa standar seperti kentang goreng di tempat lain. Porsi lebih banyak daripada french fries di restoran lain semacam Chicken Mania, karena emang harganya lebih mahal,18k/porsi.
3. Triple Ice Cream: es krim 3 rasa, stroberi, coklat, dan vanila. Walaupun teksturnya gak lembut-lembut amat, tapi rasanya gak mengecewakan. Es krim stroberinya seger, es krim coklatnya baik-baik saja, es krim vanilanya not bad. Nilai 7 deh dari skala 10.
4. Fried Ice Cream: yang ini paling lama penyajiannya, karena proses bikinnya lebih ribet. Es krim dimasukin ke roti tawar, terus rotinya dibalurin tepung roti, kemudian digoreng. Setelah itu disajikan dan digarnish dengan susu kental manis coklat dan sepotong wafer gulung semacam Astor. Terlalu manis untuk lidah saya, tapi not bad lah.
5. Mie Ramen: nah yang ini nih yang bikin saya kuciwa. Secara penampakan, walaupun sudah cukup cantik digarnish dengan selembar selada putih dan tiga potong tomat irisan, plus telor mata sapi dan abon, tapi dari rasanya saya yakin seyakin-yakinnya kalo itu mie instan porsi jumbo yang direkayasa jadi mie ramen. Jadi inget temen saya Febi yang mengalami hal yang sama ketika beli mie ramen di Pamekasan. Now I know how you feel, Feb :D
Hmmm... Yah, jadi begitulah cerita kuliner saya yang nggak begitu sukses. Kayaknya saya lebih baik beli nasi bebek atau nasi serpang aja daripada harus nyoba-nyoba menu asing yang belum bisa dibikin di sini. Eh tapi ada satu yang bikin saya seneng, fasilitas free wifi yang gak diprotect. Itu aja. Hehehe.... See y'all in my next experience.
Comments
Post a Comment