"TAMPANG KRIMINAL", MASIH ADAKAH?

Bagi kami Generasi X atau biasa disebut Gen X (orang-orang yang lahir antara tahun 1965 - 1979), istilah "tampang kriminal" mengacu pada wajah sangar, rambut gondrong kumal, & tingkah laku beringas. Pada saat itu stereotype penjahat adalah "bad both inside & outside".


Semasa SD saya pernah melihat penjambret yang tertangkap. Tampangnya memang "tampang kriminal". Walaupun ada pepatah yang mengatakan "jangan menilai buku dari sampulnya", namun penampakan luar mas penjambret tersebut mewakili kelakuannya.


Bagaimana dengan saat ini? Tentu jauuuh berbeda. Penjahat nggak mau dong berpenampilan seperti layaknya penjahat. Kalau Anda melihat tayangan berita di TV atau membaca koran, sebagian dari para penjahat itu sama sekali tidak punya "tampang kriminal". Sebaliknya mereka terlihat perlente, kulit terawat, bahkan berdasi atau berdandan serasi (kalau penjahatnya perempuan). Gaya bicaranyapun mengesankan sebagai orang yang terpelajar.


Untuk masalah "prestasi", penjahat ganteng/cantik ini nggak kalah sama penjahat yang bertampang kriminal. Bahkan karena mereka tampil menawan, kerugian yang ditimbulkan bisa sangat fantastis. Penampilan orang "baik-baik" kerap menipu dan disalahgunakan untuk melakukan hal yang sama sekali tidak baik. Maklumlah, siapa yang menyangka di balik wajah rupawan, tersimpan bakat kriminal yang mencengangkan.


Naah jadi sekarang kalau ada yang bertanya "tampang kriminal" itu seperti apa, kayaknya nggak ada yang bisa mendefinisikan deh. Kembali ke pepatah "don't judge a book by its cover" dengan angle yang berbeda 😝


2 Desember 2015, 10:08 waktu Indonesia bagian Pamekasan.
Tulisan iseng di perantauan.

Comments

Popular Posts