7 SALAH KAPRAH PEMAKAIAN ISTILAH
Dalam percakapan sehari-hari kita
sering menggunakan istilah-istilah. Sayangnya pemakaian istilah ini tidak selalu
tepat. Kadang terjadi salah penulisan maupun salah persepsi dalam
penggunaannya.
Di antara banyaknya istilah yang
ngetop, ini dia 7 salah kaprah yang sering digunakan:
1.
Data-data
Penggunaan istilah ‘data-data’ sebenarnya sangat
lebay. Pemakaian yang benar adalah data, karena data merupakan bentuk jamak dari
datum. Datum adalah hasil pengamatan yang berupa angka atau sifat sebagaimana
yang tertera dalam buku “Matematika 2 SMA Kelas XI Program IPA” karangan Dr.
Marsigit, MA dan Dra. Atmini Dhoruri, MS. Contohnya ketika dilakukan pengukuran
berat badan terhadap 5 orang ditemukan bahwa berat badan mereka adalah 50 kg,
47 kg, 60 kg, 55 kg, dan 45 kg. Nah, angka 50 kg ini disebut datum. Sedangkan kumpulan
datum-datum itu disebut data. Jadi kata data tidak perlu diulang, karena sudah
menunjukkan sifat banyak/beberapa.
2.
Feminim
Nah lo, apa pula feminim itu? Lawannya femaksim?
Hahaha…. Sering orang memakai kata feminim untuk menunjukkan sifat kewanitaan. Mulai
sekarang bertobatlah! Tidak ada istilah feminim, yang benar adalah feminin. Diakhiri
dengan huruf ‘n’ loh ya, bukan ‘m’.
3.
Boring
‘Aduuuuh……., acaranya bikin gue boring banget!’ Gimana
ceritanya kok acara bisa bikin seseorang jadi boring alias membosankan? Bosan itu
bored, bukan boring. Kalo mau pake istilah boring, ganti aja kalimatnya
jadi ‘Acaranya boring banget.’ Kalo mau nunjukin kita sedang bosen, bilang aja “I’m
bored”, bukan boring. Begono….
4.
Acuh
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), acuh
berarti peduli atau mengindahkan. Yang sering terjadi malah pemakaian kata acuh
untuk menunjukkan sikap cuek, misalnya ‘Walaupun pengemis itu sudah
meminta-minta dengan nada memelas, tapi Mr. X tetap mengacuhkannya.’ Jika ingin
menunjukkan sikap cuek, maka pemakaian kata mengacuhkan seharusnya diganti
dengan tidak mengacuhkan.
5.
Absensi
Absensi berarti ketidakhadiran, tetapi kebanyakan
orang mengartikan absensi sebagai kehadiran. Sangatlah lucu ketika seseorang menghadiri
suatu pertemuan, kemudian dia diminta untuk mengisi daftar absensi. Lah orang
hadir kok disuruh tidak hadir? Yang tidak hadir kok malah disuruh mengisi
daftar? Kacau jadinya. Mestinya istilah yang dipakai adalah daftar presensi
(daftar kehadiran). Walaupun kesalahkaprahan ini menggelikan, namun sudah
dipakai bertahun-tahun dan turun-temurun.
6.
Kita atau kami?
Seorang pembawa acara berkata, “ Kita mau bikin game,
nih. Kalo bisa jawab, kita mau bagi-bagi hadiah!’ Ehm… Kita itu digunakan jika
pihak ke dua yang diajak bicara ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Nyatanya
kan yang bikin game dan yang mau bagi-bagi hadiah si pembawa acara, bukan
penonton. Mestinya pake istilah kami, bukan kita. Tapi ya begitulah Indonesia,
semakin ancur tata bahasanya, dianggap semakin gaul.
7.
Minal aidin wal faizin = mohon ma’af lahir
batin.
Ucapan ini sering dipakai saat lebaran. Sejatinya ‘minal
aidin wal faizin’ berarti ‘termasuk dalam golongan orang-orang yang kembali dan
meraih kemenangan’. Versi lengkapnya adalah “Ja’alanallahu wa iyyakum minal aidin
wal faizin”, yang berarti “Semoga Allah menjadikan kami dan kalian termasuk
dalam golongan orang-orang yang kembali dan meraih kemenangan”. Jadi artinya bukan ‘mohon ma’af lahir batin’.
Itulah 7 salah kaprah yang sering digunakan. Masih banyak
sebenarnya pemakaian istilah yang tidak pada tempatnya. Silakan cari sendiri,
ya :P
Comments
Post a Comment